Senin, 18 Januari 2016

Perlukah Senyum, Salam, dan Sapa? PART 3

3S SEBAGAI MODAL SOSIAL
Dalam masyarakat Jawa, budaya senyum, salam, dan sapa (3S) ditempatkan sebagai  kearifan lokal. Namun, tidak dipungkiri bahwa kearifan lokal masing-masing daerah berbeda. 3S sebagai kearifan lokal Jawa belum tentu disepakati oleh masyarakat dari luar Jawa. Terlebih di Yogyakarta dengan masyarakat yang multikultural. “Banyak mahasiswa dari luar daerah di sini. Apabila 3S dipaksakan untuk diadopsi, hal ini bisa jadi mengikis budaya asal,” tutur Wahyu Kustiningsih, peneliti independen bidang sosial ini.

Bagi pemuda, 3S dapat digunakan sebagai awal untuk meningkatkan prestasi. Diawali dari keramahan sikap lalu terjadi suasana akrab, saling bertukar informasi, berkomunikasi lebih lanjut dan sharing pengetahuan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan meningkatkan prestasi. Namun, hal ini tergantung dari individunya. “Apabila mampu memanfaatkan 3S dengan baik, maka dapat mengubah kecerdasan sosial menjadi prestasi. Sebaliknya, apabila tidak mampu memanfaatkan secara optimal, maka 3S hanya berhenti sebagai sarana kecerdasan sosial saja,” ungkapnya.

Selain perbedaan budaya, kemungkinan lunturnya tradisi 3S di kalangan mahasiswa karena media online. Media online membentuk pemuda menjadi kurang peka terhadap lingkungan sekitar, baik di area tempat tinggal maupun di area kampus. Namun, terjadinya pergeseran budaya 3S dari dunia nyata ke virtual bukan lantas salah dari pemuda saja. Bisa jadi karena tidak banyak teladan dari dosen yang menerapkan 3S maupun tidak tersedianya ruang bagi mahasiswa untuk mengimplementasikannya sehingga sedikit demi sedikit budaya 3S terkikis. Selain itu, kepentingan masyarakat akan ekonomi yang tinggi di perkotaan, bisa jadi faktor melemahnya 3S.

Menurut peneliti di bidang sosial yang juga mahasiswa S2 Sosiologi UGM ini menyatakan, bahwa penting untuk menguri-uri budaya 3S. Hal ini karena dengan 3S merupakan modal sosial bagi semua orang. “Dengan 3S kita dapat mempererat hubungan sosial, tercipta interaksi yang positif, dan menciptakan jejaring sosial yang luas,” tutupnya. (Tim UIN Suka)


Sumber :  http://auliasupport.blogspot.co.id/2012/04/perlukah-senyum-salam-dan-sapa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar