Senin, 18 Januari 2016

Tips Menjalin Relasi Baik dengan Rekan Kerja

Bagi mereka yang baru menapaki dunia kerja, tentu merasakan kecanggungan-kecanggungan, khususnya dalam bersikap profesional sambil tetap menjaga hubungan baik dengan rekan kerja. Berikut tips yang bisa anda terapkan agar kita tetap bisa menjadi karyawan profesional yang peduli dengan rekan kerja kita:
  • Senyum, sapa dan salam 
Biasakan ketika anda bertemu atau berpapasan dengan rekan kerja tersenyumlah, jika memungkinkan sapalah, dan ucapkan salam. Ini berlaku dimanapun tidak hanya di tempat kerja, namun diluar jam kerja usahakan lakukan hal tersebut. Kebiasaan ini akan menumbuhkan keakraban antara anda dan rekan kerja anda. 
  • Berkata apa adanya atau jujur
    Untuk menjadi pribadi yang baik, anda harus selalu berkata jujur, tidak dibuat-buat, apa adanya, tanpa mengimbuhi atau mengurangi perkataan untuk menjadikan anda pribadi yang hebat. Karena setiap kita melakukan kebohongan dalam berkata, maka kita akan membutuhkan kebohongan lagi untuk menutupi kebohongan tersebut. Dengan kita selalu berkata jujur kepada rekan kerja maka kita akan selalu dipercaya dalam setiap hal.
  • Menjadi pendengar yang tulus
    Ketika rekan kerja mengalami kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya, dan jika kita dimohon untuk dimintai pendapat maka dengarkan rekan kerja anda tersebut dengan seksama, bantulah dia jika anda mampu membantu. Dengan catatan ketika rekan anda meminta bantuan kepada anda, anda sedang tidak mengerjakan hal yang sifatnya prioritas atau dalam proses mengejar deadline.
  • Saling menghormati
    Apapun perbedaan yang ada antara anda dan rekan kerja, anda harus saling menghormati. Baik dalam kepercayaan, usia, suku atau ras, bahkan cara pandang terhadap suatu hal. Selagi itu tidak merugikan anda yang berada dalam lingkungan yang berbeda tersebut, maka kita harus selalu menghargai keberagaman. Bukankah dengan keberagaman kita akan mendapati banyak sudut pandang yang tentunya menjadi kelebihan tersendiri bagi pengambilan keputusan.
  • Menghargai privasi
    Mencampuri kehidupan pribadi rekan kerja adalah hal yang paling harus dihindari. Setiap orang memiliki privasinya masing-masing, ketika kita dalam dunia kerja yang harus dibicarakan adalah pekerjaan, jangan pernah bertanya tentang privasi rekan kerja, karena itu akan mengganggu konsentrasi rekan kerja anda tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan rekan kerja anda meminta pendapat anda mengenai kehidupan pribadinya. Bantulah sebisa mungkin.
  • Ajakan keluar bersama (makan siang)
    Ketika jam makan siang tiba, ajaklah sesekali rekan kerja anda untuk makan bersama. Disinilah waktu yang tepat untuk membicarakan hal di luar pekerjaan. Namun hindarilah untuk membicarakan rekan kerja yang lain, karena itu akan menimbulkan hal yang negative dikemudian hari.
  • Humor
    Lontarkanlah humor-humor segar di saat yang tepat. Hal ini akan berguna untuk memecah kekakuan suasana kerja atau manghangatkan kembali hubungan dengan rekan kerja yang sedang "dingin". Anda juga bisa memperlihatkan video-video lucu yang anda temukan lewat internet (misalnya), sekadar untuk tertawa bersama. Tentunya anda harus bisa memilih waktu yang tepat untuk menerapkan tips ini.
Terakhir dan yang paling penting adalah menjadi diri sendiri. Tidak ada seorangpun yang suka dengan kepura-puraan, walaupun itu kelihatannya baik di mata orang lain. Keaslian jati diri merupakan hal yang paling dihargai dalam hubungan antar manusia. Hal ini bukan berarti bahwa anda tidak boleh bermanis-manis hanya untuk berbasa basi. Dalam budaya kita, basa basi masih sangat diperlukan dalam batas kewajaran tertentu.

Memasuki Dunia Kerja Di Jepang (Pertama Kali)


Setiap orang yang baru pertama kali masuk ke dunia kerja, tentunya akan berhadapan dengan yang namanya grogi, takut, bahkan stress. Bagaimana ketika nanti berhadapan dengan atasan? Atau berhadapan dengan rekan-rekean kerja yang sebelumnya tidak pernah saling kenal? Atau mungkin kita dihinggapi rasa takut kalau kalau kita tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Mungkin yang sudah mempunyai pengalaman kerja sebelumnya tidak akan se-rempong ini tingkat groginya. Karena sudah pernah melewati fase pengalaman kerja pertama kali, mereka mungkin akan lebih tenang menyikapi lingkungan baru di dunia kerjanya.

Kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman kerja pertama saya setelah lulus kuliah tahun 2011 kemarin. Sekalinya kerja langsung memasuki dunia baru yang tingklat stressnya 2 kali lipat atau bahkan lebih.  Saya tidak sedang berbicara lebay, jujur saya mengakui bahwa bekerja di Negara orang memang butuh tenaga extra, otak yang diharuskan untuk selalu berpikir dalam mencerna bahasa yang mereka sampaikan atau yang ingin kita sampaikan, serta terakhir butuh hati atau mental yang super duper kuatnya. Yang ketiga itu wajib dimiliki banget!

Kebanyakan, orang jepang gigih dan disiplin sekali dalam bekerja. Masuk kerja lenih awal, pulang lebih lambat. Kalau terlambat walaupun sudah ijin sebelumnya bakal terlambat entah karena kereta yang telat, macet atau karena alasan  lainnya tetap saja ketika datang ke tempat kerja mereka akan merasa sangat malu karena terlambat. Saya jadi ingat ketika jaman sekolah dari SD sampai jaman kuliah sering sekali terlambat masuk. Walaupun sering pula mendapat hukuman-hukuman dari guru atau pak satpam penjaga sekolah, ya tetep saja masih membudayakan keterlambatan! (tak baik dicontoh :D).

Lepas dari rasa grogi, takut, atau stressnya menghadapi lingkungan kerja baru, ada satu hal yang perlu kita perhatikan ketika pertama kali masuk ke dunia kerja dan tidak hanya berlaku untuk yang bekerja di Jepang saja sebenarnya. Ya, lakukan 5 S! SENYUM-SAPA-SALAM-SOPAN-SANTUN. Istilah-itilah yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita.

The power of smile and The power of say hello is very amazing! Senyum itu ibadah, senyum itu hadiah, senyum itu mempererat hubungan. Apalagi orang Indonesia terkenal ramah dan murah senyum loh. Hehe, Alhamdulillah ya.

Sebelumnya saya sudah menebak pastinya di hari pertama kerja saya akan diminta untuk memperkenalkan diri di hadapan rekan-rekan kerja. Ya benar saja! Berkali-kali saya mencoba menenangkan diri sambil terus membaca kalimat basmalah dalam hati. Seandainya memakai bahasa Indonesia, ingin sekali rasanya bicara panjang lebar tapi apa daya pengetahuan bahasa jepang saya yang masih pas pasan ditambah rasa grogi yang melanda akhirnya pagi itu saya hanya mengatakan, “Selamat pagi, nama saya Farida. Mohon kerjasamanya.” sambil menebar senyum termanis versi saya.

Jangan bosan ketika mereka banyak menanyakan hal yang sama pada kita ketika kita baru msuk ke lingkungan kerja baru bersama mereka. Pertanyaan yang sering saya terima dari orang yang berbeda antara lain : “Gimana Jepang dingin ya?” -ini karena kebetulan pas sampai di tempat kerja sudah masuk msuim gugur dan udaranya mulai sedikit dingin. Beda lagi ketika masuk musim panas, “panasnya sama nggak kayak Indonesia?”. Selain membahas musim, mereka juga selalu tanya, “bagaimana Jepang menurutmu?”, “berapa lama belajar bahasa Jepang?” dan lain sebagainya.
Oiya, selain memperhatikan tentang 5S tadi, penting juga untuk mengingat nama-nama rekan kerja kita. Kenapa? Mereka ternyata sangat senang jika kita memanggil nama mereka ketika hendak memanggil, ngobrol atau keperluan lainnya. Bukan hanya sekedar bilang, “maaf, permisi…” diawal pembicaraan. Memangnya mau numpang lewat. Hehe. Dalam waktu kurang lebih seminggu saya menargetkan harus menghapal nama 50 rekan kerja ditambah sekitar 100 orang nama pasien (Lanatai 1 dan 2). Tentu saja bukan hal yang mudah ketika kita harus mengingat nama dan jenis huruf kanjinya. Ada yang pengucapan namanya sama, tapi jenis huruf kanjinya berbeda. Tapi bukan masalah, yang utama kita kenal wajah dan kenal nama panggilannya saja dulu.

Metode mengingat nama mereka mungkin bisa dibilang aneh. Saya selalu membawa buku kecil atau memo di saku lengkap dengan bolpointnya. Saya mencatat satu persatu nama-nama mereka beserta “ciri khusus” dari mereka. Setiap orang kan pasti punya ciri khusus masing-masing baik dari segi fisik ataupun dari segi lainnya. Contohnya, si A itu yang rambutnya keriting. Si B yang kalau jalan kayak dikejar rentenir. Si C yang ada tahi lalat di bawah bibirnya. Si D yang ceria sekali. Si E yang wajahnya mirip sekali dengan aktor macho roy surya. Si F yang kalau ngomong kayak shinkansen, kereta tercepat di Jepang. Dan seterusnya….
tapi namanya manusia pasti ada lupanya. Ketika saya pergi ke supermarket, saya bertemu dengan salah satu rekan kerja yang saat itu baru saja turun dari mobilnya. Dari belakang saya sentuh bahunya pelan dan menyapa, “selamat malam, mau ke supermarket ya?”. Saya ingin sekali menyapa namanya, tapi lupa. Ah biarkan saja, yang penting menyapa. Hihi. Setelah pulang ke rumah, saya ingat-ingat lagi dan besoknya paginya ketika bertemu di tempat kerja saya langsung sapa dia dengan nama.
Lalu berbicara soal mental, kita harus selalu siap ketika kita ditegur karena kesalahan-kesalahan kita dalam melakukan tindakan apapun. Namanya juga “orang baru”, dan justeru karena baru tidak masalah kita melakukan banyak kesalahan karena berani mencoba asalkan kita bisa  mengevaluasi kesalahan-kesalahan kita lalu memperbaikinya. Tidak masalah kita ditegur atau dimarahi di awal-awal daripada kita bermasalah di kemudian. Jangan takut dan malu bertanyatentang apa saja yang membingungkan atau yang sama sekali tidak kita pahami tentang pekerjaan atau tentang apa yang mereka bicarakan.

Ada orang Jepang yang memahami kita orang asing, oleh karenanya ia berbicara dengan pelan-pelan dan dengan menggunakan bahasa Jepang yang mudah dicerna bahkan tak segan mereka menggunakan bahasa tubuh ketika kita benar-benar tidak memahami. Ada juga orang Jepang yang cara komunikasinya disamaratakan seperti ketika ia berkomunikasi dengan sesama orang Jepang. Cepat dan “ngejlimet” bikin bingung nggak ketulungan. Dalam keadaan seperti itu, jangan pernah bilang “mengerti” atau sok-sokan ngangguk-nganggukin kepala tanda memahami apa yang mereka bicaralan pada kita. Ini gawat! Kalau seandainya rasa tidak tahu kita dibiarkan begitu saja tanpa bertanya ulang. Kita akan terjebak pada kebingungan kronis yang kita ciptakan sendiri. :D So, Jangan malu bertanyaa yaa… Pisss..

Pada hakekatnya setiap ornag punya cara tersendiri dalam menyikapi dunia kerja pertama kali, apapun yang membuat anda lebih tenanag dan nyaman, lakukan saja. #EnjoyWorking

Perlukah Senyum, Salam, dan Sapa? PART 3

3S SEBAGAI MODAL SOSIAL
Dalam masyarakat Jawa, budaya senyum, salam, dan sapa (3S) ditempatkan sebagai  kearifan lokal. Namun, tidak dipungkiri bahwa kearifan lokal masing-masing daerah berbeda. 3S sebagai kearifan lokal Jawa belum tentu disepakati oleh masyarakat dari luar Jawa. Terlebih di Yogyakarta dengan masyarakat yang multikultural. “Banyak mahasiswa dari luar daerah di sini. Apabila 3S dipaksakan untuk diadopsi, hal ini bisa jadi mengikis budaya asal,” tutur Wahyu Kustiningsih, peneliti independen bidang sosial ini.

Bagi pemuda, 3S dapat digunakan sebagai awal untuk meningkatkan prestasi. Diawali dari keramahan sikap lalu terjadi suasana akrab, saling bertukar informasi, berkomunikasi lebih lanjut dan sharing pengetahuan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan meningkatkan prestasi. Namun, hal ini tergantung dari individunya. “Apabila mampu memanfaatkan 3S dengan baik, maka dapat mengubah kecerdasan sosial menjadi prestasi. Sebaliknya, apabila tidak mampu memanfaatkan secara optimal, maka 3S hanya berhenti sebagai sarana kecerdasan sosial saja,” ungkapnya.

Selain perbedaan budaya, kemungkinan lunturnya tradisi 3S di kalangan mahasiswa karena media online. Media online membentuk pemuda menjadi kurang peka terhadap lingkungan sekitar, baik di area tempat tinggal maupun di area kampus. Namun, terjadinya pergeseran budaya 3S dari dunia nyata ke virtual bukan lantas salah dari pemuda saja. Bisa jadi karena tidak banyak teladan dari dosen yang menerapkan 3S maupun tidak tersedianya ruang bagi mahasiswa untuk mengimplementasikannya sehingga sedikit demi sedikit budaya 3S terkikis. Selain itu, kepentingan masyarakat akan ekonomi yang tinggi di perkotaan, bisa jadi faktor melemahnya 3S.

Menurut peneliti di bidang sosial yang juga mahasiswa S2 Sosiologi UGM ini menyatakan, bahwa penting untuk menguri-uri budaya 3S. Hal ini karena dengan 3S merupakan modal sosial bagi semua orang. “Dengan 3S kita dapat mempererat hubungan sosial, tercipta interaksi yang positif, dan menciptakan jejaring sosial yang luas,” tutupnya. (Tim UIN Suka)


Sumber :  http://auliasupport.blogspot.co.id/2012/04/perlukah-senyum-salam-dan-sapa.html

Perlukah Senyum, Salam, dan Sapa? PART 2

Interaksi Sosial

Menurut peneliti sosial Wahyu Kustiningsih, bahwa 3S diperlukan untuk memperat hubungan sosial. Agar tercipta lingkungan masyarakat yang harmonis, maka 3S perlu diterapkan. Namun, tidak perlu ngoyo dalam mewujudkan 3S. 3S akan tercipta dengan sendirinya ketika tidak ada prasangka negatif dari seseorang. Setidaknya tujuan dari 3S dapat mencegah dan memperkecil konflik sosial yang bersifat kekerasan. “Konflik memang diperlukan sebab hal terebut menunjukkan bahwa masyarakat bergerak dinamis, tetapi apabila mengarah pada kekerasan, maka perlu dihindari” ujarnya.

Baginya, 3S merupakan awal strategi dalam berinteraksi antar individu. Bermula dari interaksi dan pertukaran antar sesama, maka akan tercipta jejaring sosial. Jejaring sosial ini merupakan modal dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Serupa dengan Wahyu, Warsino M.Pd, selaku pendidik menjelaskan bahwa 3S merupakan salah satu bentuk interaksi sosial seseorang ketika berjumpa dengan orang lain. 3S juga merupakan nilai universal sebagai bentuk perwujudan bahwa manusia itu sama atau sederajad. “3S diperlukan dalam rangka hablu minannas atau menciptakan hubungan baik sesama manusia,” tuturnya.

Dalam pemaparannya diungkapkan bahwa 3S sangat perlu diterapkan dalam kehidupan dalam rangka menebar kedamaian dengan sesama manusia, 3S perlu dibudayakan supaya menjadi bagian dari “karakter baik” manusia, sehingga kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun karakter itu telah menjadi kebiasaan yang enjoy untuk dilaksanakan, bukan sekedar kamuflase yang mudah berubah menurut situasi dan kondisi tertentu.

Penerapan 3S dulu dengan sekarang memang tampak berbeda. Semakin modern, semakin terkikis budaya 3S. Bisa jadi hal ini karena kurangnya pendidikan budi pekerti di tingkat keluarga. Orang tua terlalu sibuk sehingga tidak terlalu peduli dengan nilai budi pekerti. Cara membudayakan kembali melalui sektor pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal  maupun dalam keluarga. “Hal yang utama dalam menanamkan sikap 3S pada anak adalah dengan memberikan teladan kepada mereka, sambil dipahamkan apa untung dan manfaatnya,” terangnya.


Warsono juga menandaskan bahwa 3S semestinya ditanamkan kepada setiap insan sedini mungkin, kalau mahasiswa sekarang dikatakan 3S-nya mulai luntur berarti ada yang error  pada pendidikan kita, oleh karena itu pendidikan kita perlu dibenahi. Tidak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan dan mulailah kebaikan itu dari diri sendiri.

Sosok yang mengaku terinspirasi dari  tayangan ‘Mario Teguh Golden Ways’ pun mengutip satu tagline “Jadilah mahasiswa yang cerdas sosial dengan mengimplementasikan 3S sebagai wahana berinteraksi dengan orang lain. Dengan 3S interaksi sosial akan berlangsung lebih nyaman, lebih mudah membuat jaringan baru dan 3S merupakan salah satu aspek kecerdasan sosial yang berpengaruh positif pada prestasi,” tutupnya. (Tim UIN Suka)

Perlukah Senyum, Salam, dan Sapa?


 
Dalam masyarakat kita, ada istilah “tak kenal maka tak sayang” yang artinya jika kita tidak mengerti dan mengenal seseorang dengan baik maka kita tidak mendapat kasih sayang yang kita harapkan. Setelah kita mengenal lebih dalam kita perlu memupuknya agar hubungan kita semakin “mesra” dengan saling bertutur sapa ketika bertemu dengan senyuman yang paling indah yang kemudian di kenal dengan istilah senyum, salam, sapa atau yang biasa di singkat dengan 3S.

Menurut Mawadah, mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, penting sekali untuk membudayakan senyum, salam, dan sapa. Hal ini karena 3S sangat berperan dalam membentuk lingkungan sosial yang kondusif. “senyum, salam, dan sapa sebagai bentuk pencitraan bahwa seseorang itu ramah,” katanya. Sikap seperti ini sangat dianjurkan untuk dilakukan dalam situasi apapun, dimanapun, dan kapanpun seseorang berada. Menurutnya dengan sikap 3S ini akan timbul suasana akrab, baik di kalangan anak kecil, muda-mudi, maupun orang tua.

Senyum, salam, dan sapa merupakan sebuah rangkaian saling tegur sapa antar sesama. Dalam konteksnya 3S dilakukan oleh orang yang saling mengenal. Menurut Jurna Dadang Irawan, budaya 3S ini hanya terjadi pada orang yang saling mengenal. “Apabila sikap 3S ini dilakukan kepada siapa saja, maka akan terlihat aneh,” ungkapnya. Diakui oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” ini bahwa sulit bagi seluruh mahasiswa, dosen, dan karyawan untuk membudayakan 3S di lingkungan kampus. Padahal, salah satu upaya menciptakan suasana kampus yang ramah dan nyaman yaitu dengan melestarikan kebiasaan senyum, salam, dan sapa. “Kemungkinan karena sikap individual yang tinggi sehingga kita sulit untuk membudayakan 3S,” akunya. 

6 Cara Jitu Agar Kafe Dibanjiri Pengunjung

Saat ini, bisnis kafe terbilang cukup potensial. Ya, karena tempat yang satu ini seringkali dicari sebagai tempat makan atau sekadar bersantai bersama orang-orang terdekat. Keuntungan dari usaha kafe juga sangat menggiurkan. Menurut informasi yang ada, keuntungan yang didapat dari mengelola makanan ini bisa mencapai 100% dari modal awal.
Kini, untuk menarik perhatian konsumen, kafe-kafe yang ada pun berusaha keras menciptakan strategi pemasaran yang tepat dan cerdas. Lalu, langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan agar kafe Anda terus menerus dibanjiri pengunjung?

Berikut kami informasikan 6 langkah pemasaran yang dapat Anda terapkan pada usaha kafe Anda, seperti dilansir dari ciputraentrepreneurship.com.

1.Promosi Kafe ke Komunitas Tertentu
Mengapa harus fokus ke suatu komunitas? Ya, komunitas tertentu seperti klub motor, klub sepeda, komunitas blogger dan lain sebagainya tentu terdiri dari banyak anggota. Pertemuan rutin yang mereka lakukan pasti membutuhkan tempat berkumpul yang “cozy”. Di sinilah peluang Anda untuk mendapatkan pelanggan potensial.

2.Promosi dari Mulut ke Mulut (word of mouth)
Promosi yang dilakukan secara konvensional ini memang terbilang kuno. Tapi percayalah, cara tersebut sangat ampuh untuk mengundang orang berkunjung ke kafe Anda. Jika kafe Anda mengusung tema tertentu dan menawarkan hidangan lain daripada yang lainnya, maka pengunjung yang pernah datang ke kafe Anda kemungkinan besar akan menginformasikannya kepada kerabat mereka. Hal-hal beda atau unik yang mereka ketahui dari kafe Anda akan mengundang rasa penasaran pastinya. Sehingga, mereka yang penasaran akan sengaja menyempatkan waktu untuk berkunjung ke kafe Anda. Efektif bukan?

3.Manfaatkan Layanan Short Message Service (SMS) 
Di era digital seperti ini, sayang sekali jika kita melewatkan manfaat dari teknologi yang ada. Maka, permudahlah pelanggan kafe Anda dengan layanan pesan antar makanan atau reservasi tempat. Pastikan kafe Anda memiliki nomor yang bisa dihubungi baik melalui telepon atau SMS. Dan ada baiknya jika nomor tersebut mudah diingat.

4. Promosi di Media Sosial 
Media sosial sebagai alat komunikasi saat ini sudah sangat akrab dengan keseharian seseorang. Promosi melalui media sosial terbilang cukup efektif untuk memaksimalkan jangkauan sekaligus meminimalisir pengeluaran biaya pemasaran.
Ada baiknya lagi jika kafe Anda memiliki situs yang terus diperbarui kontennya, sehingga pelanggan tahu apa saja yang kafe Anda tawarkan tanpa harus susah-susah menghubungi Anda.

5.Terapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa)
Pelayanan prima sangat diperlukan saat menghadapi pelanggan yang datang ke kafe Anda. Ya, pastikan setiap waiter yang bekerja di kafe Anda menerapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa) kepada pelanggan yang datang. Hal ini membuktikan bahwa keramahan menjadi point plus dari kafe Anda. 

6.Ciptakan Menu Unik 
Dalam hal ini, pemilik kafe harus memiliki koki yang kreatif dan berani bereksperimen untuk menciptakan menu-menu unik atau tak biasa. Menu yang ditawarkan tentu saja merupakan hidangan-hidangan tertentu yang hanya bisa didapatkan di kafe Anda.


Tuhhh kan sobat 3S, liat poin nomer 5.
Ternyata budaya 3S itu juga sangat penting loh bagi orang-orang yang sedang menjalankan bisnis.
Jadi buat sobat 3S yang ingin buka usaha atau menjalani bisnis, jangan lupa terapkan budaya 3S ya 

5 Kebiasaan Kecil Yang Memiliki Manfaat Luar Biasa

Dalam menjalani setiap kehidupan setiap orang selalu ingin mendapatkan hal-hal terbaik dalam hidupya. Namun tidak jarang mereka harus mendapatkan pil pahit karena apa yang diupayakan belum berbuah apa-apa. Selama ini banyak orang berlomba untuk bisa melakukan sesuatu yang besar, dengan harapan mereka bisa menghasilkan sesuatu yang besar pula. Yang jadi pertanyaan apakah untuk menghasilkan sesuatu hal yang besar kita harus melakukan kebiasaan besar?
Melakukan kebiasaan besar itu harus, tapi kita tidak boleh lupa juga dengan hal-hal kecil. Hal-hal ini biasanya kurang begitu diperhatikan, karena kelihatannya sangat sepele. Tapi kalau kita mau menerapkan ini dalam kehidupan kita, maka manfaat besar pun bisa kita dapat. 

Inilah 5 kebiasaan kecil yang memiliki manfaat luar biasa dalam hidup kita?

1.      Tersenyum
Apakah anda terbiasa dengan hal yang satu ini? Kalau belum maka ini harus kita biasakan dalam hidup. Kelihatannya memang sangat sepele, tapi senyum itu akan membawa hal positif buat diri anda dan orang lain. Namun kita juga harus memperhatikan senyum itu bentuknya macam-macam. Ada senyum yang menunjukkan perasaan, ada senyum kesedihan, ada pula senyum yang di buat-buat, dan lain-lain. Untuk itu kit harus paham betul dengan hal ini, karena tidak jarang ada orang yang salah persepsi karena senyuman kita dianggap menyepelekan. Di sini senyum yang saya sarankan adalah senyuman yang tulus.
Senyum seperti ini akan membawa energi positif bagi diri anda juga buat orang lain yang ada di sekitar anda. Ada banyak manfaat dari senyuman yang tulus diantaranya sebagai sedekah kita, menghindari kejelekan, mendatangkan cinta, merekatkan hubungan, meredam emosional dan lain-lain. Janganlah sekali-kali kita pelit untuk tersenyum di mana pun dan dalam kondisi seperti apapun. Bahkan ketika kesusahan datang melanda, dengan tersenyum membuat jiwa kita lebih kuat dalam menghadapinya.

2.      Mengucapkan salam
Ucapan salam adalah doa yang kita berikan kepada orang lain. Salam yang diucapkan dengan tulus akan memberikan manfaat yang besar. Seperti yang saya kutip dari wikipedia.org salam memiliki makna sebagai berikut:
Salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup, tetapi Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan.
Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT.
Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, “Aku berdoa semoga kamu sejahtera.” Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan(perlakuan)-nya, lidah(lisan)-nya, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda.

3.      Menyapa
Kebiasaan menyapa orang lain dewasa ini mungkin sulit kita temukan, apalagi dikota-kota besar. Ini sungguh hal yang harus kita bangun kembali, karena saling menyapa itu adalah hal yang sangat indah. Mungkin bagi sebagian orang menyapa ini hal yang melelahkan, dan tidak penting. Kalau ada yang berpendapat demikian, berarti dia belum mamahami manfaat dari sebuah sapaan.
Sekarang saya ingin bertanya kepada anda, pernahkan anda mendapatkan sapaan seseorang yang tidak anda kenal, dengan penuh keramahan dan senyuman? Kalau pernah, apa yang anda rasakan saat itu? Saya yakin paling tidak anda merasakan sebuah penghargaan dari orang lain terhadap diri anda.
Orang yang tidak mau menyapa orang lain, menunjukkan sebuah keegoisan dalam diri. Kalu hal ini tidak segera di rubah, maka bisa berdampak pada kepribadian kita. Takutnya rasa empati itu hilang dari diri kita. Kalau kita mau sedikit sadar, menyapa itu sebenarnya bukan hal yang berat. Tapi karena keegoisan kita saja, akhirnya kita melupakan satu hal bermanfaat ini.

4.      Mengucapkan terimakasih
Satu lagi kebiasaan yang sangat ringan dilakukan, tapi ada saja orang yang tidak mau melakukannya. Ucapan terimakasih ini adalah sebuah nilai yang sangat luar biasa jika bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sekarang yang jadi pertanyaan seberapa sering kebiasaan ini kita lakukan? Kalau saya pribadi, selalu berusaha untutuk mengucapkan terimakasih kapada siapapun saat melakukan sesuatu kepada saya meskipun itu kecil. Kebiasaan semacam ini bisa kita terapkan dimana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja.
Manfaat nyata dari mengucapkan terimakasih ini adalah memberikan penghargaan untuk orang lain, ungkapan rasa syukur, membuat hati lebih bahagia, mengalahkan keangkuhan diri, menghindarkan diri dari sifat egois dan sombong, dan lain-lain.

5.      Berkata positif
Mulutmu harimamu, artinya kalau kita tidak hati-hati berbicara bisa menjadi boomerang bagi diri kita. Seseorang yang memiliki kebiasaan berkata positif akan lebih mudah membangu hubungan dengan  orang lain. Dalam bidang apapun orang semacam ini akan di suka oleh orang lain.
Michael J Losier dalam bukunya Law or Attraction mengatakan bahwa kata-kata kita mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk mewujudkan getaran yang dipancarkannya. Jadi, mengapa kita harus menggunakan kata-kata yang tidak kita inginkan? Gunakan saja kata-kata yang mengungkapkan hal-hal yang menjadi harapan kita agar hal-hal tersebut bisa terwujud